SCR
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier.
Adalah Dioda
yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung
thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate
(G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P
dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya
disebut PNPN Trioda.
SCR
akan bekerja atau menghantar arus listrik dari anoda ke katoda jika pada
kaki gate diberi arus ke arah katoda, karenanya kaki gate harus diberi tegangan
positif terhadap katoda.
Pemberian tegangan ini akan menyulut
SCR dan ketika tersulut akan tetap menghantar. SCR akan terputus jika arus yang
melalui anoda ke katoda menjadi kecil atau gate pada SCR terhubung dengan
ground.
Guna SCR:
- Sebagai rangkaian Saklar (switch control)
- Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
Berikut langkah mengukur SCR
1. Atur posisi multimeter pada X1 (ohm)
2. Hubungkan anoda SCR dengan kabel (+) dari
multimeter katoda dengan terminal (-), masih dalam posisi ini short-kan anoda
ke gate hasilnya jarum tidak bergerak
3. Hubungkan anoda SCR dengan kabel (-) dari
multimeter katoda dengan terminal (+), masih dalam posisi ini short-kan anoda
ke gate hasilnya jarum bergerak kemudian lepaskan gate dari anoda jarum harus
masih menunjuk ! jika
4. Jika langkah 1, 2, 3 terjadi maka SCR dalam
keadaan baik
Gambar pengujian SCR dengan beban resistor
Gambar pengujian SCR dengan beban motor DC
SCR sebagai
saklar pengaman elektronik
SCR sebagai saklar
dapat dipergunakan sebagai proteksi arus yang mengalir ke beban baik berupa
lampu maupun motor listrik. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan
rangkaian umpan balik (feed back) yang menghubungkan keluaran SCR ke gate SCR.
Beban maksimum yang dapat ditanggung SCR tergantung pada karakteristik dari SCR
tersebut serta penyulutan yang dilakukan pada gate SCR.
Umpan balik tersebut tidak dapat langsung dihubungkan
dengan gate SCR karena tegangan keluaran yang dihasilkan keluaran SCR terlampau
besar untuk menyulut gate SCR, sehingga perlu tambahan rangkaian agar SCR tidak
rusak. Gambar rangkaian di bawah ini merupakan pemakaian atau penggunaan
komponen SCR sebagai proteksi khususnya proteksi terhadap arus lebih.
Gambar Rangkaian SCR Sebagai Saklar Pengaman
Elektronik
Sumber
tegangan pada rangkaian terebut di atas langsung berasal dari jala-jala PLN 220
Volt, yang langsung disambung seri dengan beban lampu dan SCR. Selanjutnya
untuk rangkaian pengendali diperlukan penyearah tegangan sistem jembatan (bridge
diode) yaitu D1
- D4. Rangkaian pengendali SCR terdiri dari dua buah transistor
yaitu Q1 dan Q2. Apabila beban yang ditanggung SCR
terlampau besar, rangkaian pengendali bekerja dan SCR berada pada kondisi “OFF”.
Besar arus maksimum yang dapat ditanggung SCR dapat ubah-ubah dengan mengatur
potensiometer atau tahanan variabel (VR).
APLIKASI THYRISTOR DAN SCR`
Silicon Controlled
Rectifier (SCR) merupakan alat
semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode),
katoda (cathode), dan gerbang (gate) – dalam operasinya. SCR
adalah salah satu thyristor yang paling sering digunakan dan
dapat melakukan penyaklaran untuk arus yang besar.
SCR
dapat dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi, yaitu SCR arus
rendah dan SCR arus tinggi. SCR arus rendah dapat bekerja dengan arus anoda
kurang dari 1 A sedangkan SCR arus tinggi dapat menangani arus beban sampai
ribuan ampere.
Simbol
skematis untuk SCR mirip dengan simbol penyearah dioda dan diperlihatkan pada
Gambar 2. Pada kenyataannya, SCR mirip dengan dioda karena SCR menghantarkan
hanya pada satu arah. SCR harus diberi bias maju dari anoda ke katoda untuk
konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang yang digunakan berfungsi
untuk menghidupkan alat.
Operasi
SCR
Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan setidaknya 0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR memberikan data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan SCR. Lembar data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current). Sebagai contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu :
VGT = 0,75 V
IGT = 10 mA
Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10 mA pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.
Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan setidaknya 0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR memberikan data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan SCR. Lembar data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current). Sebagai contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu :
VGT = 0,75 V
IGT = 10 mA
Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10 mA pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.
Skema rangkaian penghubungan SCR
yang dioperasikan dari sumber DC diperlihatkan pada Gambar 3. Anoda terhubung
sehingga positif terhadap katoda (bias maju). Penutupan sebentar tombol tekan
(push button) PB1 memberikan pengaruh positif tegangan terbatas pada gerbang
SCR, yang men-switch ON rangkaian anoda-katoda, atau pada konduksi, kemudian
menghidupkan lampu.Rangkaian anoda-katoda akan terhubung ON hanya satu arah.
Hal ini terjadi hanya apabila anoda positif terhadap katoda dan tegangan
positif diberikan kepada gerbang Ketika SCR ON, SCR akan tetap ON, bahkan
sesudah tegangan gerbang dilepas. Satu-satunya cara mematikan SCR adalah
penekanan tombol tekan PB2 sebentar, yang akan mengurangi arus anoda-katoda
sampai nol atau dengan melepaskan tegangan sumber dari rangkaian anoda-katoda.
SCR dapat digunakan untuk
penghubungan arus pada beban yang dihubungkan pada sumber AC. Karena SCR adalah
penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang input AC.
Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50%; bentuknya adalah
bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang.
Skema
penghubungan rangkaian SCR yang dioperasikan dari sumber AC diperlihatkan oleh
Gambar . Rangkaian anoda-katoda hanya dapat di switch ON selama setengah siklus
dan jika anoda adalah positif (diberi bias maju). Dengan tombol tekan PB1
terbuka, arus gerbang tidak mengalir sehingga rangkaian anoda-katoda bertahan
OFF. Dengan menekan tombol tekan PB1 dan terus-menerus tertutup, menyebabkan
rangkaian gerbang-katoda dan anoda-katoda diberi bias maju pada waktu yang
sama. Prosedur arus searah berdenyut setengah gelombang melewati depan lampu.
Ketika tombol tekan PB1 dilepaskan, arus anoda-katoda secara otomatis menutup
OFF ketika tegangan AC turun ke nol pada gelombang sinus.
Ketika
SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR dapat juga digunakan untuk merubah
atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR
melakukan fungsi yang sama seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien.
Gambar 5 menggambarkan penggunaan SCR untuk mengatur dan menyearahkan suplai
daya pada motor DC dari sumber AC.
Rangkaian SCR dari Gambar
6 dapat digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase.
Dua SCR dihubungkan secara terbalik paralel untuk memperoleh kontrol gelombang
penuh. Dalam tema hubungan ini, SCR pertama mengontrol tegangan apabila
tegangan positif dengan bentuk gelombang sinus dan SCR yang lain mengontrol
tegangan apabila tegangan negatif. Kontrol arus dan percepatan dicapai dengan
pemberian trigger dan penyelaan SCR pada waktu yang berbeda selama setengah
siklus. Jika pulsa gerbang diberikan awal pada setengah siklus, maka outputnya
tinggi. Jika pulsa gerbang diberikan terlambat pada setengah siklus, hanya
sebagian kecil dari bentuk gelombang dilewatkan dan mengakibatkan outputnya
rendah.
Aplikasi SCR
Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC, pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu daya, digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal dalam pengoperasiannya.
Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC, pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu daya, digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal dalam pengoperasiannya.
- Aplikasi SCR pada saklar solid state
Solid state relay
berfungsi sama seperti halnya relay mekanik, dengan solid state relay kita
dapat mengendalikan beban AC maupun DC daya besar dengan sinyal logika TTL.
Rangkaian solid state relay terdiri dari 2 jenis, yaitu solid state relay DC
dan solid state relay AC. Pada gambar rangkaian dibawah merupakan skema dari
rangkaian solid state relay yang digunakan untuk jaringan AC 220V dengan daya
maksimum 500 watt. Rangkaian solid state relay ini dibangun menggunakan TRIAC
BT136 sebagai saklar beban dan optocopler MOC3021 sebagai isolator. Solid state
relay pada gambar rangkaian dibawah dapat digunakan untuk mengendalikan beban
AC dengan konsumsi daya maksimal 500 watt.
Daya maksimum
rangkaian solid state relay ini ditentukan oleh kapasitas menglirkan arus oleh
TRIAC Q1 BT136. Untuk membuat rangkaian solid state relay dapat dilihat gambar
rangkaian dan komponen yang digunakan sebagai berikut.
Rangkaian solid state relay pada
gambar diatas dapat digunakan untuk mengendalikan beban dengan tegangan kerja
AC dari 24 volt hingga 220 volt. Rangkaian solid state relay ini dikendalikan
dengan sinyal logika tinggi TTL 2 – 5 volt DC yang diberikan ke jalur input
solid state relay. Untuk meningkatkan daya atau kemampuan arus solid state
relay ini dapat dilkukan dengan mengganti TRIAC Q1 BT136 dengan TRIAC yang
memiliki kapasitas arus yang lebih besar. TRIAC Q1 BT136 pada rangkaian
solid state relay diatas harus dilengkapi dengan pendingin (heatsink) untuk
meredam panas yang dihasilkan TRIAC pada saat mengalirkan arus ke beban.
APLIKASI
THYRISTOR UNTUK PENGATUR TEGANGAN AC/DC
Berkembangnya teknologi
elektronika daya, khususnya dengan adanya penemuan Thyristor, maka pemanfaatan
konverter dan inverter merupakan sebuah solusi pemutakhiran pengendali kelistrikan,
misalnya dalam pengaturan tegangan ac / dc yang mudah, luwes, praktis, dan
ekonomis.
Thyristor khususnya SCR (silicon controlled rectifier)
memiliki 3 buah elektroda: anoda (A), katoda (K), dan gate (G) merupakan
piranti elektronik yang banyak diterapkan pada rangkaian elektronika daya. Di
dalam konverter arus bolak-balik thyristor merupakan komponen utama, melalui
pengendalian sinyal picu (trigger), maka besarnya sudut
konduk (conduction angle) dan sudut picu (firing delay angle) dapat
diatur.
Rangkaian dasar: SCR, beban (RL), dan sumber
tegangan (Us) diperlihatkan pada gambar 1.a), sedangkan gambar 1.b)
memperlihatkan bahwa pada sudut konduk SCR = 1200 maka
sudut picu = 600 (interval 1800 adalah
sudut konduk+ sudut
picu)
Sumber:
http://andihasad.wordpress.com/2011/12/04/silicon-controlled-rectifier-scr/
thanks bro. bermanfaat banget
ReplyDeletemas kalo THY odul L75 90 V kalo kita ganti jadi L 75 A 80 V ada masalah engga ?
ReplyDeleteuntuk bisa dengan mudah mengontol scr/thyristor/rectifier dapat menggunakan thyristor rectifier controller TRC AI-01
ReplyDeletewebsitenya bagus banget, udah ada miku ada lagunya lagi, buat oảng semngat selajar
ReplyDeleteMakasih , ikut belajar 🙏
ReplyDelete