FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL (OP AMP)
Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang dibuat dan komponen-komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan begitu mahal oleh para insinyur atau teknisi yang pernah menggunakannya. Namun, kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang telah ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat luas pemakaiannya.
Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier matematika (tegangan dan arus), integrasi dan penguatan.
Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dálam berbagai bidang: reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik komersial, dan, aneka macam perangkat hobyist.
Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran tunggal, masukan dan keluaran diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran tunggal. Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan dalam industri elektronika.
Konflgurasi ini juga akan dipakai sebagai kerangka landasan dalam modul ini. Setiap orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan op-amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi dasar rangkaian op-amp dan mampu bekerjasama dengannya.
APAKAH OP-AMP ITU?
Op-amp IC adalah peranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC.
Op-amp IC yang khas terdiri atas tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut emiter push-pull).
Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional
Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Berikut ini adalah gambar skema dari penguat diferensial sederhana:
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
Perhatikan, lazimnya op-amp,
memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya demikian, tegangan
keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
¨ Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~
¨ Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
¨ Hambatan masukan (input resistance) RI = ~
¨ Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
¨ Lebar pita (band width) BW = ~
¨ Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
¨ Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan.
Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
¨ Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ~
¨ Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
¨ Hambatan masukan (input resistance) RI = ~
¨ Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
¨ Lebar pita (band width) BW = ~
¨ Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
¨ Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal.
Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambar diatas. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan ini akan digeser fasanya 180 derajat pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu. terpakai semuanya.
Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum yang bukan menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan seterusnya.
Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian internalnya.
Gambar diatas menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp lainnya tak berbeda. Resistor dan kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam perancangan IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor.
Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC sebagaimana sinyal AC. Kapasitor 30 pF yang diperlihatkan akan memberikan kompensasi frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini.
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran impedansi rendah.
.
*****
FUNGSI
OP-AMP
Mode loop terbuka
Mode loop terbuka
Idealnya, penguatan op-amp adalah
tak berhingga, namun kenyataannya penguatan op-amp hanya mencapai kurang lebih
200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam keadaan demikian tidak ada umpan balik
dari keluaran menuju masukan dan penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Dalam
rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada
masukan-masukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level
maksimum catu.
Tegangan
maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh tegangan
internal pada op-amp. (Lihat Gambar skematik dari op amp 741 diatasdan
perhatikan komponen Q14, R9, R10, dan Q20).
Keluaran
dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan (salah satu)
sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam modus lup
terbuka dengan catu ( 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara -13,5 V
sampai +13,5 V.
Dengan tipe
rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk selisih
masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka
keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas.
Modus lup
terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian
detektor level.
Mode loop tertutup
Mode loop tertutup
Keserbagunaan op-amp dibuktikan
dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian dalam modus lup tertutup,
seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan membalik. Umpan balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan derau.
Penguatan
tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (<) penguatan maksimum.dalam modus
lup terbuka.
Mode penguatan terkontrol
Mode penguatan terkontrol
Penguatan
lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam rangkaian
praktis. Dengan menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan membalik
seperti pada dibawah ini, penguatan op-amp dapat diatur.
Perbandingan resistansi RF terhaadap Rin menentukan penguatan tegangan rangkaian dan besarya dapat dihitung dengan rumus :
Rf
Av = ————
Rin
tanda minus
menunjukkan bahwa op-amp merupakan. Konfigurasi membalik tanda ini diabaikan
dalam perhitungan misalkan Rin = 10 k( dan RF = 100 k( tegangan masukan 0,01 V
akan menghasilkan tegangan keluaran 0,1 V. Bila R ini diubah menjadi 1 k( maka
A, bertambah menjadi 100. Kini tegangan masukan sebesar 0,01 V akan
menghasilkan tegangan keluaran 1V.
Mode penguatan satu
Mode penguatan satu
Bila RF dan Rin sama besar, maka Av
sama dengan 1, atau penguatannya satu. Hubungan langsung dari keluaran menuju
masukan juga menghasilkan penguatan satu, seperti terlihat pada Gambar dibawah
ini.
Dalam
konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran. sama dengan tegangan masukan
dan Av, sama dengan + 1.
Berbagai
tipe penguatan ini akan digunakan dalam rangkaian rangkaian dasar selanjutnya
dalam artikel ini untuk lebih memperjelas Anda akan fungsi-fungsi op-amp.
Salah satu fungsi yang penting untuk
diingat adalah hubungan polaritas masukan terhadap keluaran. Tegasnya,
dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif dibandingkan dengan masukan
tak membalik, maka keluaran akan negatif. Demikian pula, jika masukan membalik
lebih negatif dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan
positif. Gambar di bawah ini menunjukkan fungsi yang penting ini, dengan
.masukan tak membalik dibumikan atau nol volt.
*******
KARAKTERISTIK
DAN PARAMETER OP-AMP
Jika Anda
paham akan karakteristik dan parameter peranti elektronik, tentunya akan lebih
mudah bagi Anda untuk memahami penggunaannya dalam rangkaian. Dengan.mengetahui
apa-apa yang bisa diharapkan . dari sebuah op-amp, Anda akan dibantu dalam
merancang dan memperbaiki rangkaian yang menggunakan op-amp.
Pasal ini
akan menjelaskan informasi-inforimasi yang bertalian dengan karakteristik dan
prameter op amp yang dipakai dalam rangkaian pada umumnya.
Impedansi
masukkan
Idealnya
impedansi masukkan op amp adalah tak terhingga, namun dalam kenyataannya hanya
mencapai 1 M( atau lebih, berberapa op amp khusus ada yang memiliki impedansi
masukkan 100 M (semakin tinggi impendansi masukkan semaikin baik penampilan op
amp tersebut, pada frekuensi tinggi kapasitansi masukkan op amp banyak
berpengaruh lazimnya kapasitansi ini kurang dari 2 pF, bila sebuah terminal
masukkan op amp dibumikan.
Impedansi
Keluaran
Idealnya,
impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk setiap op-amp.
Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk kebanyakan
pemakaian, impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp akan dianggap
berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai
macam beban. Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang
rendah op-amp akan berperan sebagai peranti penyesuai impedansi.
Arus Bias
Masukan
Secara
teoritis impedansi masukan tak berhingga. besarnya, sehingga seharusnya tak ada
arus masukan. Namun, akan ada sedikit arus masukan, pada khususnya dalam ordo
pikoampere sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini dikenal sebagai
arus bias masukan. Arus ini dapat menggoyahkan kestabilan op-amp, sehingga
mempengaruhi keluaran. Pada umumnya makin rendah arus bias masukan, kian rendah
pula kelabilannya. Op-amp yang menggunakan transistor efek medan (FET) pada
masukan-masukannya memiliki arus bias masukan terendah.
Tegangan
Offset Keluaran
Tegangan
offset keluaran (tegangan kesalahan) disebabkan oleh arus bias masukan. Bila
tegangan kedua masukan sama besar, keluaran op-amp akan nol volt. Namun jarang
ditemukan kejadian seperti ini, sehingga pada keluarannya akan ada
sedikit tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik penolan
offset, yaitu dengan menambahkan arus atau tegangan offset masukan.
Arus Offset
Masukan
Kedua arus
masukan seharusnya sama besar sehingga tegangan keluarn nol. Tapi ini tidak
mungkin, karena itu harus ditambahkan arus offset masukan untuk menjaga supaya
keluaran tetap nol volt. Dengan perkataan lain, untuk. memperoleh keluaran nol
volt, sebuah masukan mungkin menarik arui lebih besar daripada lainnya. Arus
offset ini dapat mencapai 20 mA.
Tegangan
Offset Masukan
idealnya,
tegangan keluaran op-amp nol manakala tegangan kedua masukan nol. Namun,
berkenaan dengan penguatan op-amp yang tinggi, adanya sedikit ketakseimbangan
dalam rangkaian akan mengakibatkan munculnya tegangan keluaran. Dengan
memberikan sedikit tegangan offset pada sebuah masukannya, tegangan keluaran
dapat dinolkan kembali.
Penolan
Offset
Ada bermacam-macam cara pemberian
tegangan offset masukan untuk menolkan kembali tegangan keluaran. Pabrik-pabrik
op-amp telah memasukkan hal ini ke dalam perhitungan dan dalam. lembaran data
mereka telah diberikan rekomendasi terbaik untuk op-amp-op-amp tertentu. Gambar
dibawah ini menunjukkan cara menolkan op-amp yang khas. Terminal-lerminal
offset nol telah diperlihatkan dalam Gambar sebelumnya.
Prosedur
berikut menjelaskan urutan kerja penolan tegangan keluaran.
Pastikan
bahwa rangkaian telah dilengkapi dengan komponenkomponen yang dihutuhkan,
termasuk rangkaian penolan. (Rangkaian penolan biasanya tidak ditunjukkan dalam
diagram skematisnya).
Perkecil
sinyal masukan sampai nol. Bila resistor masukan seri kira-kira 1% lebih tinggi
daripada impedansi sumber sinyal, tak perlu diapa-apakan lagi keadaan ini. Bila
resistor seri sama atau lebih kecil daripada impedansi sumber, gantilah setiap
sumber Resistor pengatur tegangan-offset dengan resistor yang sepadan dengan
impedansinya.
Hubungkan
beban pada terminal keluaran.
Masukan catu
DC dan tunggulah beberapa menit agar rangkaian mantap keadaannya.
Hubungkan
sebuah voltmeter yang peka (mampu memberikan pembacaan beberapa milivolt) atau
Osiloskop yang dikopel DC pada beban untuk membaca tegangan kelu'aran (Vout).
Putarlah
resistor variabel sampai Vout terbaca nol.
Lepaskan
setiap komponen tambahan pada masukan dan hubungkan kembali masukan-masukan
sumber, pastikan tidak menyentuh resistor pengatur tegangan offset, karena
dapat mengubah nilainya.
Pengaruh
Temperatur
Perubahan
temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali op-amp.
Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap pengaruh
ini dibandingkan rangkaian AC.
Perubahan
temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan offset, inilah
yang disebut geseran. Drift yang disebabkan oleh temperatur akan mengganggu
setiap ketakseimbangan op-amp yang telah diatur sebelumnya, akibatnya pada
keluaran akan terjadi kesalahan.
Kompensasi
Frekuensi
Karena
penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar rangkaian internal,
maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran akan diumpankan
kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi osilasi.
Tidak jarang
orang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, entah secara internal
maupun eksternal, tujuannya adalah untuk mencegah osilasi ini dengan jalan
menurunkan penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.
Laju
Lantingan
Laju
lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimum tegangan keluaran
op-amp. Laju ini dinyatakan sebagai:
Perubahan laju tegangan keluar
g =
——————–––––––––––––––––——
Perubahan
waktu
Op-amp 741
serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/(s, yang berarti tegangan keluaran
maksimum dapat berubah 0,5 V dalam I (s. Kapasitansi membatasi kemampuan "pelantingan"
ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah diumpankan masukan, seperti
yang diperlihatkan dalam Gambar 7. Lebih kerap lagi, kapasitor kompensasi
frekuensi, entah internal maupun eksternal, menyebabkan pembatasan kemampuan laju
lantingan di dalam op amp
Pada
frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi,
pembatasan-laju lantingan lebih sering terjadi. Laju lantingan adalah parameter
penampilan -sinyal besar. Biasanya laju lantingan dinyatakan pada penguatan
satu. Op-amp dengan laju lantingan lebih tinggi memiliki lebar-jalur yang lebih
besar.
Tanggapan Frekuensi Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi.
Penguatan yang.diberikan pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC.
Gambar 8 menunjukkan kurva penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi.
Dalam modus lup terbuka, penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan
frekuensi. Bila frekuensi naik 10 kali maka penguatan turun menjadi 1/10
kalinya. Titik breakover terjadi pada 70,7% penguatan maksimum. Lazimnya
lebar-jalur dinyatakan pada titik di mana penguatan turun 70,7% dari skala
maksimumnya. Karena itu, lebar-jalur lup terbuka sekitar 10 Hz untuk contoh
ini. Untungnya, op-amp biasanya memerlukan umpan balik yang sifatnya degeneratif
dalam rangkaian-rangkaian penguat. Umpan balik inilah yang memperlebar jalur
rangkaian. Untuk penguatan lup tertutup sebesar 100, lebar-jalur meningkat
sampai kira-kira 100 kHz. Bila penguatan diturunkan menjadi l0, lebar-jalur
akan melebar menjadi 100 kHz, Titik penguatan satu terjadi pada 1 MHz, titik
ini disebut frekuensi penguatan satu. Frekuensi penguatan satu merupakan titik
acuan, pada titik inilah kebanyakan op-amp dinyatakan oleh pabriknya. Perkalian
Penguatan Lebar jalur Perkalian penguatan lebar-jalur atau gain-bandwidth
product (GBP) sama saja dengan frekuensi penguatan satu. Sifat ini tidak hanya
memberitahu kita akan frekuensi atas yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan
kita menentukan lebar-jalur lebar-jalur frekuensi) pada suatu nilai penguatan
yang diketahui. Sebagai contoh lihat Gambar dibawah yang menunjukkan kurva
tanggapan frekuensi untuk op-amp yang dikompensasi frekuensi, seperti 741),
bila Anda mengalikan penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu,
hasil yang diperoleh akan sama dengan frekuensi penguatan satu:
penguatan
dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan sama
dengan frekuensi penguatan satu:
GBP =
penguatan x lebar-jalur = frekuensi
penguatan satu
= 100 x 10 kHz = 1000000 Hz (1 MHz)
atau
GBP = 10 x 100 kHz = 1000000 Hz (1 MHz)
Karena itu
bila kita ingin mengetahui batas atas frekuensi atau lebar jalur suatu
rangkaian dengan penguatan sebesar 100, tinggal kita bagi saja frekuensi
penguatan satu dengan penguatannya:
Frekuensi penguatan satu
Lebar jalur
= ——————––––––––––––––
Penguatan
1000000
BW
= ———— = 10 Khz
100
Derau
Sebagaimana
rangkaian elektronika lainnya, op-amp juga peka terhadap derau. Derau luar
dijangkitkan oleh peranti listrik atau berasal dari derau bawaan
komponen-komponen elektronik (resistor, kapasitor, dan sebagainya) yang
beroperasi dalam daerah frekuensi dari 0,01 Hz sampai beberapa MHz.
Derau luar
ini dapat ditindas asalkan rangkaian dirakit dengan benar. Derau internal opamp
ditimbulkan oleh komponen-komponen internal, arus bias, dan juga drift.
Derau-derau ini ikut diperkuat oleh op-amp, sebagaimana halnya tegangan offset
dan tegangan sinyal. Penguatan derau dinyatakan dalam
penguatan
derau = 1 + RF/Rin
Derau
internal dapat diperkecil dengan menggunakan resistor masukan seri dan resistor
umpan bahk sekecil mungkin yang masih memenuhi persyaratan rangkaian.
Pemintasan resistor umpan balik dengan sebuah kapasitor kecil (3 pF) juga akan
menurunkan penguatan derau pada frekuensi-frekuensi tinggi.
Perbandingan
Penolakan Modus Sekutu (CMAR = Common Mode Rejection Ratio)
CMRR adalah suatu sifat yang bertalian
dengan penguat diferensial. Bila tegangan-tegangan yang sama fasanya diumpankan
ke dalam masukan-masukan penguat, keluaran akan nol. Hanya perbedaan tegangan
pada masukan yang akan menghasilkan keluaran. Sebagai contoh, sinyal 1020 Hz
diberikan pada masukan membalik op-amp, seperti terlibat pada Gambar dibawah
ini. Frekuensi yang sama diberikan pada masukan tak membalik tapi fasanya
berbeda 180 derajat.
Ini adalah
sinyal diferensial. Tapi, sinyal 1020 Hz tadi telah tercemari oleh derau
jala-jala 60 Hz. Sinyal 60 Hz ini sefasa pada kedua masukannya dan menyatakan
sinyal modus sekutu. Penguat diferensial cenderung menolak sinyal modus sekutu
60 Hz ini sambil menguatkan sinyal diferensial 1020 Hz.
Kemampuan
suatu op-amp untuk memperkuat sinval diferensial sambil menindas sinyal modus
sekutu disebut perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR). Perbandingan ini
dinyatakan dalam :
Ad
CMRR =
————
Acm
Dengan
Ad adalah penguatan diferensial dan & Acm adalah penguatan modus
sekutu. CMRR biasanya dinyatakan dalam desibel, dan tinggi nilainya kian baik
tingkat penolakannya.
Perlindungan
Hubung Singkat
Op-amp dapat
menjangkitkan arus yang membahayakan bila keluarannya terhubung singkat ke
bumi, +Vc atau -Vc, dari catu, kecuali bila dilengkapi perlindungan hubung
singkat. Transistor Q15 yang diperlihatkan dalam Gambar skema op amp 741 adalah
peranti pembatas arus yang memberikan perlindungan ini. Kebanyakan tipe op-amp
belakangan ini dilengkapi dengan pelindung hubung singkat semacam ini, namun
tipe-tipe lama belum dilengkapi.
Pembatasan
Listrik
Seperti juga
peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala listrik
yang tak boleh dilanggar, agar mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi
perusakan. Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut.
Catu daya ±
V. Tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada peranti,
termasuk catu positif dan negatif. Disipasi daya. Besarnya panas yang masih
aman yang dapat dilepaskan oleh peranti untuk suatu pengoperasian yang kontinyu
dalam selang waktu yang diberikan
Tegangan
masukan diferensial. Tegangan masukan dalam batas aman yang boleh diberikan di
antara kedua masukan tanpa Tegangan masukan. Tegangan maksimum- yang masih dapat
diberikan di antara terminal-terminal masukan dan bumi. Besarnya tegangan
masukan ini tak boleh melampaui tegangan catu (biasanya 15 V).
Lama hubung
singkat keluaran. Selang waktu op-amp dapat bertahan terhadap, hubung singkat
langsung dari terminal keluaran ke bumi atau ke terminal catu. lainnya.
Kisar
temperatur pengoperasian. Daerah temperatur di mana opamp akan bekerja sesuai
dengan spesifikasi yang diberikan. Peranti komersial bekerja pda 0 – 70oC,
peranti industri bekerja pada -25 – 85 o C, dan peranti militer bekerja
pada -55 – 125o C.
Kisar
temperatur penyimpanan. Batas-batas temperatur penyimpanan yang masih aman,
lazimnya -65 – 150o C. Temperatur kaki. Temperatur di mana peranti dapat
bertahan dalarn selang waktu tertentu. ketika proses penyolderan kaki-kaki
terminal sedang berlangsung. Tarif ini biasanya 300o C untuk selang waktu 10- -
60 detik.
Selanjutnya kita akan mengulas dasar operasi dan aplikasi rangkaian op amp.
Dikutip dari berbagai sumber, untuk materi Teori Elektronika Terintegrasi Akademi Teknik Elektromedik Andakara Jakarta.
---*****---
Sumber
: http://basukidwiputranto.blogspot.com/2014/02/fungsi-dan-karakteristik-penguat.html
No comments:
Post a Comment